Bincang2 Dengan H. Kadir


Info Soneta : Muhamad Nur

H. KADIR (PEMAIN GENDANG SONETA FORMASI I 1973-1976)

Tanya :
Bagaimana proses perkenalan dengan Oma Irama ?

Jawab :
Sebenarnya perkenalan tersebut terjadi secara kebetulan pada saat saya sedang manggung. Saat itu Oma menyumbang lagu. Ia membawakan 2 buah lagu, salah satunya Hasrat Murni. Suaranya bagus. Belakangan baru saya tahu kalau ia memiliki latar belakang sebagai penyanyi pop. Setelah itu kita menjadi akrab. Dan ia-pun sempat beberapa lama tinggal dirumah saya. Bersama-sama kami meniti karir dimusik melayu. Saya beberapa kali mengantar ia rekaman dan ia juga beberapa kali membantu pementasan saya sebagai penyanyi lepas.

Tanya :
Proses pembentukan Soneta ?

Jawab :
Soneta sebenarnya sudah ada dan dipakai Oma rekaman sejak tahun 70-an, tetapi saat itu pemainnya masih serabutan, belum tetap. Kebanyakan dari OM Purnama pimpinan Awab. Suatu ketika saudara saya melaksanakan pesta perkawinan di daerah Tanjung Priok, saat itu atas inisiatip saya sendiri saya cantumkan dalam undangan tersebut ada hiburan Oma Irama, Elvi Sukaesih dan OM Soneta. Oma belum tahu saat itu. Beberapa hari menjelang pementsan, saya temui Oma dirumahnya. Dua hari saya menunggu Oma dirumahnya karena saat itu Oma sedang mengikuti Festival Penyanyi Populer di Singapur. Pagi hari Oma datang, turun dari taxi membawa piala. Oma terperanjat ketika saya sampaikan undangan tersebut. “Gile ente ding, siapa yang maen nih?” tanya Oma.” Pokokne ente musti tolongin abe,” jawab saya. Akhirnya Oma-pun bersedia. “Kalo bukan karena ente, ane nggak bakalan mao nih ding,” tukas Oma. Akhirnya disuruhlah Vera (istri Rhoma), untuk membeli secarik kain putih dan dibuatlah merek Soneta diatas kain putih tersebut. Setelah itu berdua kita mencari pemain. Kebetulan kita sudah banyak kenal pemain orkes, jadi tinggal pilih mana yang cocok. Sampai akhirnya berhasil terkumpul pemain, masing-masing : Hadi pemain suling, Obeng (Wempy) pemain gitar, Herman pemai bass, Ayub pemain tambourin, Nasir pemain mandolin, Shahab pemain organ. Saat itu Riswan belum masuk. Kebetulan sekali orang-orang ini memang sudah ahli dimusik orkes, karena masing-masing sudah sering melakukan pementasan seperti dipanggung monas. Akhirnya mainlah Soneta ditempat hajatan tersebut. Kalo nggak salah, saya dikasih biaya 60 ribu untuk semuana, termasuk sewa panggung dan alat musik. Sambutan penonton sungguh luar biasa. Lautan manusia membanjiri tempat pentas itu. Maklum, saat itu nama Oma Irama, Soneta dan Elvi sukaesih sudah dikenal orang.

Usai pertunjukan itu akhirnya bersepakatlah kami untuk bersama-sama membangun Soneta. Oma Irama diangkat sebagai pimpinan. Saya yakin dan pasti, bahwa diantara semua grup orkes yang ada di negeri ini, hanya Soneta yang didirikan dengan ikrar dan sumpah. Kami berikrar dan bersumpah untuk bersama-sama membangun Soneta demi mencapai kejayaan, sejajar dengan grup musik lain yang sudah tenar saat itu. Karena saat itu Orkes Melayu sangat dilecehkan oleh insan musik lain semacam pop dan rock. Itu tepatnya tanggal 13 Oktober 1973.

Kemudian kami rekaman album Dangdut. Jupardi, seorang teknisi rekaman di studio berujar pada Oma,”Orkes bagus mainnya, cuma pukulan gendangnya belom pas”. Oma sampaikan hal itu pada saya. Setelah iu Oma mewajibkan semua personil untuk mengusai pegangannya masing-masing. Setiap pagi harus berlatih dengan alat musik masing-masing. Saya tiap pagi latihan pukul gendang, Hadi latihan tiup suling, begitu juga yang lainnya.

Tanya :
Saat itu Riswan sudah masuk ?

Jawab :
Sudah. Sebelumnya rencana kita, organ akan dpercayakan kepada Zubair (suami Riza Umami). Tetapi karena pada saat yang ditetukan, Zubair keluar kota, akhirnya diambillag Riswan yang saat itu satu grup dengan Herman.

Tanya :
Langkah–langkah Soneta selanjutnya ?

Jawab :
Kami terus berlatih dan merekam album. Sukses merekam album Soneta makin berkibar. Panggilan show bertubi-tubi. Apalagi setelah “Begadang” meledak. Kami keliling Indonesia.

Tanya :
Ada pengalaman menarik ?

Jawab :
Ada. Saat itu diawal kesuksesan Soneta, kami banyak diancam orang. Pertunjukan jami-pun kerap diganggu. Seperti saat show di Batu, Malang, Jawa Timur. Disana para penggemar musiknya terkenal fanatik, teruutama penggemar musik rock. Sudah banyak grup musik mendapat kesialandisana. Yang panggungnya hancur, alat musiknya dilempar, dan macam-macam. Saat kami mau pentas-pun sudah ada gelagat itu. Mereka sudah menyiapkan batu-batu, kayu untuk melempari kami. Semua pemain-pun siap. Saya menyelipkan golok diantara kaos kaki, begitu juga yag lainnya. Tetapi alhamdulillah, begitu kami main, semua penonton terdiam, mereka seperti terpana. Usai pertunjukan promotor musik mengatakan, ” Oma Irama itu orangsakti. Penonton disini yang terkenal brutal, terhipnotis dibuatnya”. Bukan itu sebenarnya. Penonton bukan terhipnotis oleh sihir Oma. Mereka terpesona dan kaget begitu mendengar permainan Soneta yang lain daripada yang lain. Kombinasi dangdut dan rock berhasil dibawakan Soneta dengan baik. Oma berhasil mendobrak kebuntuan dimusik melayu. Hal ini juga terjadi saat Shiow di Medan.

Tanya :
Mengapa anda dan Herman keluar dari Soneta ?

Jawab :
Darah muda. Saat itu kami masih terbawa jiwa muda. Sedikit-sedikit terjadi pertentangan dan pertengkaran, terutama antara saya dan Oma. Ada beberapa konsep bermusik yang antara saya dan Oma tidak sejalan. Ditambah lagi kebiasaan buruk mengkonsumsi minuman keras yang masih terus berjalan. Saya memang masih sering melakukannnya bersama Herman. Emosi kami menjadi sangat mudah terpancing. Hingga akhirnya pada saat Show di Jawa Timur, saya dan Herman mengundurkan diri. Saya sedih, semua sedih. Kami semua bercucuran air mata. Menangis berangkulan.

Tanya :
Setelah keluar apa kegiatan anda ?

Jawab :
Keluar dari Soneta, saya bersama Herman bergabung di Elvi’s Grup, pimpinan Aba Zeth, suami Elvi. Kemudian membentuk Sanota Grup, lalu Tarantuila bersama Reynold dan Camelia Malik.

Tanya :
Adakah upaya Oma saat itu untuk merangkul anda kembali ?

Jawab :
Ada. Beberapakali Oma datang kepada saya dan Herman. Saya-pun bimbang saat itu. Satu sisi saya ingin sekali bergabung dengan teman-teman, karena bagaimanapun kami semua sudah begitu dekat, tetapi disisi lain ada hal-hal yang membuat saya enggan. Herman sendiri masih sempat bersedia membantu Soneta untuk rekaman album sampai volume 6. Saya terakhir di volume 5, Musik.

Tanya :
Hubungan anda dengan Oma setelah itu dan saat ini ?

Jawab :
Baik sekali. Kita hanya berpisah secara musikalitas. Hubungan pribadi kami semua baik. Saya sering mengunjungi Oma. Oma-pun sering mengunjungi saya. Kita masih sering bertukar fikiran. Malah pada saat Oma rekaman dengan Latta Mangeshkar tahun 1990, saya sempat diajak Oma untuk berdiskusi atas hasil rekaman tersebut.

Tanya :
Bagaimana pendapat anda tentang Oma ?

Jawab :
Oma itu orang jenius. Satu-satunya musikus hebat di Negeri ini, ya Oma Irama. Ia berhasil mendobrak, merevolusi musik dangdut hingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Artis-artis sekarang sih tinggal memetik buahnya saja. Perjuangan kami dulu benar-benar dari nol. Dilempari, dicemooh, dihujat, itu sudah santapan sehari-hari. Satu hal yang saya sangat salut sama Oma ialah leciantaannya kepada keluarganya, terutama kepada Ibunya. Inilah kunci kesuksesan Oma, Ridho orang tua. Saya ingat sekali, pada suatu ketika, Oma mendapat bayaran 50 rupiah. Apa kata Oma?. “Ding, kalo nih duit kita pake naik mobil, dirumah kagak masak. Nah, kita jalan kaki aje pulangmye. Duitnye separo buat direumah ane, separo buat dirumah ente”. Saat itu Oma memang tinggal dirumah saya.

Tanya :
Kekurangan Oma ?

Jawab :
Manusia itu tidak ada yang sempurna. Mengenai kekurangan Oma, biar saya dan Tuhan saja yang tahu.

Bincang-bincang ini dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2004 di sekitar kediaman H. Kadir di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur.

7 comments on “Bincang2 Dengan H. Kadir

    • Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

      Syukur Alhamdulillah aku ucapkan kehadirat Allah SWT, sehingga di saat ini bisa tahu dan lebih jelas mengerti kisah perjalanan hidup dari Bang haji Rhoma Irama dari teman dekatnya yakni Anda Bang Kadir.
      Terima kasih kuucapkan. salam kenal .
      Fans berat Rhoma Irama & Soneta.

  1. gimana cara bisa lbh dekat dengan onggota soneta…?? mungkin via internet saya sudah puas sekali…. dari dulu saya suka sama soneta, tp belakangan ini baru terasa, bahwa mereka patut di banggakan,,, bahkan kekompakan saat mereka saya liat di cd, meski udah tua tp masih jadi panutan…. saya terharu…

  2. begitu ya… ckckck.luar biasa. memang tidak mudah untuk meraih kesuksesan itu. salut buat anda pak haji rhoma irama idola saya no 1 dalam musik

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.