Alkisah… disebuah keluarga hanya terdiri dari 2 orang anggota keluarganya yakni: Seorang Bapak dan seorang anak perempuan yang masih gadis (sebut saja namanya Upik) tapi usianya sudah mencapai kepala 3-an. Upik adalah seorang yang taat beragama dan selalu mendengarkan kata-kata ortunya. Suatu hari Bapak si Upik yang sudah tua sedang berdialog dengan si Upik.
Bapak : “Anakku Upik, kapan kamu menikah Nak? usiamu sudah dewasa, Bapak sudah tua, bapak ingin kamu menikah sebelum Bapak meninggal.”
Upik : “Saya takut menikah, Pak” jawab Upik dengan lugunya.
Bapak : “Kenapa takut, Nak? Apakah kamu takut kalau suamimu nantinya bukan orang baik-baik?”
Upik : “Bukan begitu, Pak”
Bapak :” Lalu, apa lagi ? Kamu harus tahu bahwa menikah itu adalah Ibadah, Ibadah kepada Tuhan.
Upik : Mendengar perkataan Bapaknya, langsung berfikir, ah..mungkin bener juga nih apa kata Bapakku (dalam hati). Lalu menjawab : “Kalau begitu Pak, aku mau kawin saja… karena aku akan dikatakan orang menjadi seorang yang taat menjalankan ibadah, maka saya jalankan” Tapi siapa yang menjadi suami saya ?”, tanya Upik
Bapak : “Bapak akan pilihkan seorang pemuda yang baik dan taat beragama juga”
Upik : Gembira…
Selanjutnya : nggak usah diceritain, tapi sampailah pada waktu selesai Pernikahan antara Si Upik dengan Si Pemuda pilihan Bapaknya.
Malam pertama >>>>
Si Upik dan Suaminya masuk ke kamar dan suaminya udah enggak kuat nahan nafsunya,.. maklum.. Tapi si Upik malah tidur membelakangi suaminya.. sehingga hasrat suaminya untuk berhubungan intim dimalam pertama jadi gagal… suaminya pikir… ah mungkin istri saya lagi enggak enak badan dan kecapean, maka malam pertama terlewatkan tanpa kesan apa – apa.. Begitulah selanjutnya sehingga seminggu lebih.. Sehingga suami si Upik sewot dan uring-uringan datang ke Bapak Mertuanya…
Suami Upik :” Pak, saya mau cerai saja”.
Bapak : Kenapa ?
Suami Upik :”Karena sampai saat ini aku tidak pernah berhubungan intim dengan anak Bapak, jangankan berhubungan intim, pegang tangan saja enggak boleh sama dia”.
Bapak :”Tenang, Nak. Aku akan membicarakan hal ini dengan si Upik.”
Maka Bapak menemuin anaknya si Upik.
Bapak : “Annakku Upik, kenapa kamu tidak mau melayani suamimu ?”
Upik :”Saya takut, Pak”.
Bapak:” Kenapa takut? Kan suamimu orang yang baik-baik,.. takut kenapa”
Upik : Diam
Bapak:”Biar kamu tahu, Nak. Berhubungan intim dan melayani suami itu adalah sebagian dari Ibadah, dan untuk kamu ketahui bahwa: “sekali kamu melakukan hubungan intim dengan suamimu, maka 30 Jin akan terbunuh !”
Mendengar kata Bapaknya ini si Upik jadi bersemangat, dia langsung mendatangi suaminya, Upik :”Mas, kita bunuh Jin yook!” sambil menarik suaminya ke kamar.
Suami :Bengong, tapi tetap ikutin si Upik.
Sebenarnya motivasi utama si Upik mau melayani suaminya karna kata Bapaknya satu kali melakukan hubungan intim, maka 30 jin akan terbunuh. Maka setiap hari Upik ngajak suaminya berhubungan intim, tanpa tahu waktu dan setiap hari nambah terus permainan hubungan intim mereka, karena menurut Upik, lebih banyak melakukan hubungan intim maka lebih banyak Jin yang akan terbunuh, suaminya sudah tahu motivasi istrinya ini, namun karena dia juga suka maka dia turutin terus keinginan istrinya ini, sehingga pada suatu malam :
Upik: “Mas, kita bunuh Jin yook!” Kali ini kita bunuh 300 jin ya, Mas…
suaminya :”DARIPADA BUNUH JIN 300, LEBIH BAIK ABANG PINGSAN SAJA, DIK?!”